PRIA - WANITA

Karena ini bukan lagi puisi. Aku putuskan, kita tidak tengah sedang memahami kemudian bermain imaji. Ini hanya tentang pria dan wanita. Tidakkah indah jika keduanya saling bersama “tanpa ikatan tahu-tahu telah sah saja” .Tidak, jangan berpikir ini tentang diriku , usiaku masih belum cukup untuk hal itu. Lebih kepada seluruh wanita muslim saja, nonmuslim juga tak masalah jika persepsi kita sama. Mindset memaksa prinsip untuk berkata “maaf kita berteman saja, kamu sudah seperti kakakku, kamu terlalu baik, maaf saya single fii sabilillah” dan kalimat-kalimat penolakan cantik lainnya, hanya untuk para pria paham situasi kita. Oh GOD pria tahu apa tentang perasaan setelahnya? Sebab dalam peran wanita terlalu manis memainkannya (+). Jujur saja wanita itu akan menganggap dirinya yang terlalu jahat, kesempatan berkomiten akan semakin berat, Si lelaki pergi untuk mencari pengganti, terlebih jika Si lelaki benar-benar dia sukai, bisa bayangkan rasa sedih yang dia alami? Dilema rasanya saat semua manusia tau bahwa dunia tak tragis ceritanya saja yang melankolis. Percayalah bahwa keputusan tidak melulu soal keikhlasan, yang rela membiarkan harapan enyah dari pandangan. Sebab prinsip lebih utama dibanding nikmat dunia, karena Tuhan telah janjikan seorang terbaik diantaranya , berharga, tercinta juga panutan setelah tiba waktunya. Karena jelas agama melarangnya, serta karena takdir takkan pernah tertukar dia akan hadir. Please jangan berpikir bahwa wanita di balik tulisan ini sombong sekali, sok suci, alibi atau caci lain yang entah apa itu namanya. Sama seperti wanita lainnya, perihal agama bukan aku ahlinya. setahuku menyukai adalah manusiawi. Hanya sekedar itu selebihnya harus tahu batasan diri. Berani, karena pada hakikatnya telahku jalani kehidupan semacam ini dari lama hingga kini. Yakinlah tak ada kata mudah dibalik prinsip yang kita tuai, selalu akan ada konflik hati tiap kali kita mulai. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KAMU, BUKAN KAMU YANG AKU MAU (DEPAN BANGKU)

MENIPUKAH AKU....

Tentang Salah yang Ku Anggap Benar